Mengenal sejarah makam sunan gunung jati yang bisa menambah wawasan tentang penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para walisongo pada masanya.
Makam Sunan Gunung Jati berada di kota udang, yaitu Cirebon. Lokasi tepatnya ada di pinggiran pantai Jawa yang lautnya terbentang luas. Daerah ini juga sangat strategis sebagai objek wisata masyarakat.
Mulai dari keindahan lautnya, makanan hingga kuliner yang menggiurkan. Selain berziarah, para pengunjung juga dapat melihat keratin bersejarah, seperti kacirebonan, kanoman dan kasepuhan. Simak berikut ini informasi lebih lengkapnya.
Seputar Makam Sunan Gunung Jati
Menjadi salah satu bagian dari penyiar dakwah serta orang yang berpengaruh. Beliau memiliki kekuasaan di bidang politik dan militer pada waktu itu. Memungkinkannya jadi orang yang memiliki andil untuk daerah Cirebon dan sekitarnya.
- Pengenalan Tokoh
Bernama Asli Syarif Hidayatullah, Sunan Gunung Jati lahir di tahun 1448. Anak dari pasangan Nyai Rara Santang dan Syarif Abdullah yang bermukim di Arab. Jika ditarik garis keturunan, beliau mempunyai hubungan langsung dengan nabi dan Rasul terakhir.
Menjadikannya tokoh yang dianggap mulia dengan kedudukan yang tinggi. Kehadirannya dalam penyebaran agama Islam pun sangat totalitas. Apalagi d daerah Jawa, terutama Cirebon. Memaksimalkan pengaruhnya sebagai raja kesultanan Cirebon dalam memperkenalkan Islam.
Keberhasilan dakwahnya selain dari politik juga, dipengaruhi juga oleh militer. Namun, cara yang diterapkannya secara damai dan tidak memaksa. Sangat dilarang dalam Islam sendiri pun untuk menggunakan kekerasan dan pemaksaan.
- Arsitektur Makam
Terletak di sebuah bukit kecil desa Astana yang jaraknya 5 km dari pusat kota. Ada kompleks makam yang luas nya sekitar 6 hektar. Dengan beberapa tingkatan yang dikelilingi oleh tembok tinggi.
Nah, untuk arsitekturnya sendiri, banyak dipengaruhi oleh budaya lokal yang dikombinasikan dengan Islami. Beberapa bangunan bersejarah pun ada di dalamnya. Termasuk pendopo, masjid serta bangunan yang punya nilai sejarah.
Ciri khas yang terdapat pada makam, yaitu keberadaan gerbangnya yang berlapis 7. Disebut juga dengan pintu berundak atau berlapis lapis. Mempunyai simbol bahwa tidak semua lapisan bisa diakses oleh peziarah.
Pengecualian untuk para keturunan Sunan Syarif Hidayatullah serta pejabat tertentu. Di area sekitar makam terdapat ukiran serta ornament tradisional Jawa. Dilengkapi dengan sedikit sentuhan elemen arsitektur Tionghoa.
Menggambarkan hubungan yang baik antara Sunan Syarif Hidayatullah dan para saudagar Tiongkok kala itu. Contohnya pernikahannya bersama Nyai Ong Tien yang merupakan putri Tiongkok. Jadi bukti kuat bahwa penyebaran agama dilakukan tanpa ada paksaan.
- Pengaruh Makam Sunan Gunung Jati dan Kebudayaan Islam
Bukti dari pengenalan dan persebaran agama Islam juga bisa dilihat lewat akulturasi budaya. Dari beberapa artefak serta elemen budaya masih terlihat komplek di makam. Beberapa di antaranya adalah motif batik, ukiran hingga campuran budaya Arab, Tiongkok dan Jawa.
Banyak dari peziarah yang datang ke makam untuk memohon berkah dan memanjatkan doa. Kebiasaan atau ritual ini sendiri sudah berlangsung lama. Tiap tahun, bahkan ada perayaan yang dilakukan di sekitar makam.
Acara yang berlangsung seperti Muludan, yaitu hari dimana memperingati Maulid Nabi. Diadakan dengan sangat meriah di Cirebon. Hal ini tentu karena rutin diadakan oleh tiap generasi ke generasi di bawahnya.
- Tempat Ziarah
Bagi umat Muslim ada tradisi atau kebiasaan dimana untuk melakukan ziarah kubur. Hal itulah yang kerap terjadi pada makam beliau. Tiap tahunnya, bahkan menjelang Ramadhan banyak yang datang berziarah.
Kunjungi juga website https://pemudahijrah.com/ untuk mendapat informasi yang lebih detail mengenai agama Islam.
Kesimpulan
Jadi, itulah ulasan seputar makam Sunan Gunung Jati yang berjasa menyebarluaskan agama Islam. Berkat jasa beliau, Islam dapat diterima dengan baik di Nusantara, terutama Cirebon. Makamnya pun hingga saat ini dikenal sebagai tempat ziarah yang ramai untuk dikunjungi.